Ikuti Blog ini

Tarawikh di Kelantan, Hadirkan “Padang Arafah”


Suasana shalat tarawih dalam tenda di Kelantan 

Wajah orang-orang beriman berseri-seri dengan kedatangan Ramadhan yang ditunggu-tunggu. Mereka seperti tidak sabar untuk meraih pahala yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang beribadah sepanjang bulan Ramadhan akan mendapat pahala puluhan kali lipat dari bulan-bulan biasa.

Siang mereka melakukan ibadah puasa, sedangkan malam hari mengerjakan shalat-shalat sunat seperti shalat tarawih, witir, tadarus al-Quran dan lain-lain. Di bulan ini juga mereka memperbanyak infak dan memberi makan fakir miskin.

Islam menempatkan shalat tarawih sebagai sunat mua'akad dengan tujuan agar manusia yakin dengan apa saja kelebihan yang disebut dalam al-Quran. Maka sepanjang bulan Ramadhan umat Islam mendatangi masjid-masjid untuk melakukan shalat tarawih secara berjamaah.

Masjid-masjid dipenuhi makmum sampai meliuber di luar masjid atau di bawah tenda yang dipasang untuk menampung kehadiran jamaah yang luar biasa banyak. Itulah kondisi Ramadhan di Negeri bagian Kelantan, Malaysia.

Menariklnya, sebagian masjid mengambil imam-imam dari Mahaad tahfidz al-Quran untuk mengimami shalat secara bergantian.

Di Kota Baru, ibu kota Kelantan, misalnya, ada masjid negara yang dibangun pada akhir abad 19, namanya Masjid Muhammadi. Sepanjang bulan Ramadhan masjid ini penuh dengan jamaah yang datang untuk menghidupkan malam dengan ibadah kepada Allah.

Selain Masjid Muhammadi yang berusia ratusan tahun, puluhan lagi masjid ada di kota ini, bahkan lebih besar dari Masjid Muhammadi. Semuanya penuh dengan jamaah shalat sunat tarawih.

Sebagai rasa peduli pemerintahan Kelantan di bawah pimpinan Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat, dibangun sebuah tenda besar yang didirikan di tengah lapangan yang strategis, yaitu tepat di Dataran Stadium Sultan Muhamad IV, untuk fasilitas jamaah sholat sunat tarawih.

Tenda dihiasi dengan penyejuk udara itu bisa memuat dua ribu jamaah, sementara di bagian luarnya juga tersedia tikar untuk fasilitas jamaah shalat jika di bagian dalam penuh.

Tradisi shalat di dalam tenda sudah berlangsung sejak enam tahun lalu dan menjadi andalan utama bagi turis dan juga warga lokal karena keunikan tersendiri.

Bagi pemerintah, ini merupakan suatu produk wisata Islam yang lahir di Kelantan sesuai dengan kebijakan pemerintahan negeri, “Membangun Bersama Islam.”

 Mewujudkan tenda Ramadhan atau Qaryah Ramadhan bukan untuk bersaing dengan masjid-masjid, tapi tujuannya seperti sering diungkapkan Menteri Besar (Gubernur) Kelantan, Tuan Guru Nik Abdul Aiz Nik Mat adalah menghadirkan dalam diri setiap umat Islam suasana Arafah di negeri bergelar Serambi Makkah ini.

Untuk merealisasikan agar ia benar-benar dilengkapi Padang Arafah, dua orang qari’ dan tahfidz al-Qur'an didatangkan dari Mesir untuk menjadi imam shalat isya dan tarawih di Qaryah Ramadhan.

Siapa yang pernah shalat di desa Ramadhan ini terasa seperti bukan berada di Kelantan atau Asia Tenggara, karena pemerintahan telah berhasil mewujudkan suasana Timur Tengah di sini dengan bacaan ayat-ayat suci al-Quran yang baca sang imam teramat merdu sehingga makmum tak terasa kepenatan berdiri lama waktu shalat.

Ihya Ramadhan 

Lain padang lain belalang, lain tempat lain caranya. Di Kelantan, persiapan untuk menyambut kedatangan Ramadhan setiap tahun diadakan seminggu sebelum tanggal 1 Ramadhan dengan acara menitipkan spiritual kepada umat Islam agar mereka lebih bersemangat menghadapi bulan yang penuh barkat yang bakal tiba.

Pemerintah yang dipimpin Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat melaksanakan khusus yaitu Ihya Ramadhan. Pengisiannya berupa ceramah dan diskusi oleh tokoh-tokoh ilmuwan Islam terkenal yang diundang khusus membicarakan tentang kelebihan bulan Ramadhan, bulan berburu pahala.
Nur Aminah, Kelantan, Malaysia Red: Cholis Akbar hidayatullah.com
Related Posts with Thumbnails
hak cipta terpelihara ©2011. MUSLIMEEN UNITED .