PARIS - Karima (25), seorang muslimah yang tinggal di Trappes, Perancis tetap ingin memakai jilbabnya. Jika pihak polis menyuruhnya melepaskan jilbab, dia akan melepasnya sebentar. Setelah polis pergi dan tidak melihatnya lagi, maka ia akan mengenakan jilbabnya kembali.
Namun jika ia tidak berhasil melakukannya, ia lebih memilih untuk tinggal di rumah atau pergi meninggalkan Perancis daripada harus keluar tanpa menggunakan jilbab. "Saya pernah ditawarkan untuk melepas jilbab dan akan dihadiahi 29 ribu euro, tapi saya menolak,” ucap Karima yang ketika itu sedang berbelanja di salah satu pusat beli-belah sebelah barat daya Paris.
Sejak 11 April 2011 lalu, Presiden Perancis, Nicholas Sarkozy mengesahkan undang-undang baru yang melarang muslimah di Perancis untuk menggunakan burqa, jilbab dan sejenisnya. Masyarakat muslim Perancis menganggap ini sebagai penghinaan untuk Islam dan melanggar hak asasi dan kebebasan agama.
Pemerintah Perancis melarang perempuan memakai jilbab untuk menyembunyikan wajah mereka di tempat umum, bahkan di jalanan. Ia menghukum mereka yang menentang dengan hukuman denda sebanyak 150 euro. Bagi mereka yang menyuruh seorang wanita mengenakan jilbab, hukumannya adalah penjara dan denda sebanyak 30 ribu euro.
Pemerintah Perancis melarang perempuan memakai jilbab untuk menyembunyikan wajah mereka di tempat umum, bahkan di jalanan. Ia menghukum mereka yang menentang dengan hukuman denda sebanyak 150 euro. Bagi mereka yang menyuruh seorang wanita mengenakan jilbab, hukumannya adalah penjara dan denda sebanyak 30 ribu euro.
Dunia sudah nak kiamat. Kalau bertelanjang itu dianggap hak asasi tetapi kalau berjilbab itu dianggap jenayah. Bahkan kalau ibu-bapa atau suami menyuruh tanggungannya memakai jilbab itu lagi besar jenayah. Tetapi yang herannya bagi para muslimat yang istiqamah, ibadah tersebut terlalu mahal harganya dan tidak terbayar dengan harga duniawi. Mereka tetap memilih untuk berjilbab meskipun didenda. Inilah kekadang mengherankan banyak wanita di Eropah.
Bahkan bagi setengah pejuang wanita barat, mereka menganggap itu sebagai penindasan dan diskriminasi terhadap wanita dan mereka cuba untuk menghalangnya tetapi mereka lupa itulah sebenarnya yang dituntut oleh wanita muslim. Ia merasai nikmatnya tersendiri. Inilah akhirnya menjadi penyebab ramai pula wanita memeluk Islam di Perancis. Perasaan ingin tahu menyebabkan mereka selongkar maklumat, mereka mengetahui hikmahnya dan akhirnya mereka memilih untuk memeluk Islam.
Bahkan bagi setengah pejuang wanita barat, mereka menganggap itu sebagai penindasan dan diskriminasi terhadap wanita dan mereka cuba untuk menghalangnya tetapi mereka lupa itulah sebenarnya yang dituntut oleh wanita muslim. Ia merasai nikmatnya tersendiri. Inilah akhirnya menjadi penyebab ramai pula wanita memeluk Islam di Perancis. Perasaan ingin tahu menyebabkan mereka selongkar maklumat, mereka mengetahui hikmahnya dan akhirnya mereka memilih untuk memeluk Islam.
Yang heran dinegara kita. Takde siapa pun nak bayar kalau membuang jilbab tetapi mereka yang mendakwa pengamal islam contoh ini membuang jilbab bahkan berbangga dengan rambut sarang tebuan masing-masing. Kalaulah isteri PM memakai jilbab dan menutup kepalanya, alangkah lebih elok dan menjadi contoh buat umat Islam di Malaysia. Atau kalau Rosmah meminta RM29 ribu sekalipun, rakyat Malaysia sanggup mengutip derma bagi menyerahkan kepada beliau agar menutup aurat dan tertutup satu daripada lubang mungkar. Yelah!!! Nak harapkan suaminya sendiri, sememangnya beliau tak mampu!!!